Senin, 10 Oktober 2016

Mayora targetkan pertumbuhan penjualan 15%

Mayora targetkan pertumbuhan penjualan 15%Sindonews.com - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menargetkan pertumbuhan penjualan 10-15 persen dari perkiraan penjualan 2013 sebesar Rp12 triliun. Untuk itu, perseroan akan menerapkan beberapa strategi untuk merealisasikan target tersebut.

Corporate Secretary MYOR, Yuni Gunawan mengatakan, untuk 2014 ini pihaknya akan membidik kelas menengah. Untuk itu, perseroan akan menerbitkan beberapa produk baru. 

"Segala jenis perubahan akan menjadi perhatian kami, diantaranya adalah membidik  pertumbuhan kelas menengah," kata dia saat dihubungi, Senin (6/1/2014).

Dia menjelaskan, hampir semua divisi Mayora, baik kopi, biskuit muapun wafer dan coklat serta cereal dan candy akan memberikan sumbangan penjualan yang hampir sama pada tahun ini.

Karena pada saat ini, pertumbuhan penjualan dari hampir semua divisi terus meningkat. Seiring dengan terus dirilisnya produk baru dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

Seiring dengan itu, pada tahun ini perseroan berencana meningkatkan porsi ekpor. Baik dengan cara memasuki pasar baru, maupun dengan memperdalam pemasaran di negara yang sudah menjadi tujuan ekpor sebelumnya. “Sumbangan ekpor pada tahun ini diperkirakan sekitar 36 persen dari total penjualan,” tandasnya.

Sehingga, untuk merealisasikan target tersebut, perseroan telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) kurang lebih sebesar USD75 juta.

Menurut Yuni, dana tersebut digunakan untuk mendukung target yang akan dicapai pada masa depan. Sebagian dananya berasal dari kas internal, sebagian lainnya pinjaman bank.

Mayora siapkan Rp176 miliar untuk dividen

Mayora siapkan Rp176 miliar untuk dividenSindonews.com - Emiten produsen makanan olahan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) akan membagikan dividen sebesar Rp230 per saham kepada pemegang sahamnya.

Direktur Keuangan MYOR, Hendrik Polisar menuturkan, besaran dividen yang akan dibagikan itu sebesar Rp176 miliar, atau sebesar 23 persen dari total laba bersih perseroan di akhir 2012.

"Rencana pembagian dividen ini sudah disetujui oleh pemegang saham perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang telah digelar perseroan hari ini," ujar Hendrik usai RUPST, Rabu (19/6/2013).

Dia menjelaskan, untuk cum dan ex dividen di pasar reguler akan dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Juli. Sedangkan dividen tunai tahun buku 2012 tersebut akan dibagikan pada tanggal 12 Agustus 2013.

Sepanjang 2012, perseroan berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp729,63 miliar, atau naik 53,45 persen dari laba bersih 2011. Peningkatan laba didorong oleh peningkatan penjualan perusahaan yang meningkat 11,17 persen dari Rp9,45 triliun di 2011 menjadi Rp10,51 triliun di 2012.

Bangun Pabrik di Balaraja, Mayora Siapkan Rp975 Miliar

Bangun Pabrik di Balaraja, Mayora Siapkan Rp975 MiliarJAKARTA - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menyiapkan modal sebesar USD75 juta atau setara Rp975 miliar untuk pengembangan pabrik produksi di sekitar Balaraja, Tangerang, Banten.

Commissioner Head of Corporate Secretary & Investor Relations Mayora Indah, Hermawan Lesmana mengatakan pabrik tersebut direncanakan beroperasi pada akhir 2017 mendatang. Dengan selesainya pabrik ini, kapasitas produksi diharapkan bisa meningkat hingga 20%.

"Tahun lalu, kami investasi USD50 juta karena ada perlambatan, tahun ini USD75 juta, utilisasi pabrik 70-80% dan tidak mungkin 100% karena ada maintenance," kata Hermawan di Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Pabrik produksi di Balajara tersebut berdiri di atas lahan seluas 40 hektare (ha). Sementara luas pabrik itu sendiri diperkirakan sekitar 60% dari luas area lahan. Pabrik ini akan memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman seperti biskuit, coklat dan kopi.

"Sumber pendanaan pabrik itu terbagi dua, 50% dari kas internal pribadi dan sisanya 50% dari pinjaman bank, sudah pasti pinjaman dari Bank Mandiri," akunya. (Baca:Mayora Resmi Stock Split Saham 1:25)

Untuk informasi, emiten consumer goods ini telah mempunyai tujuh lokasi pabrik eksisting. Diantaranya berada di Cikarang, Cikupa, dan Balaraja. Semua mesin yang terdapat di pabrik itu menggunakan teknologi terbaru sehingga lebih efisien.

Sepanjang tahun ini, perseroan menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD50 juta atau sekitar Rp50 juta. Hingga Juni 2016, menurutnya, dana yang telah terserap sebesar Rp350 miliar.

"Hingga Juni 2016 sudah terserap Rp350 miliar, danannya untuk mesin dan sebagian lagi untuk pembangunan pabrik di Balaraja," pungkasnya.

Suspensi Dicabut, Saham Mayora Melemah Tipis

Liputan6.com, Jakarta Saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) melemah 0,33% menjadi Rp 30.000 per saham setelah otoritas bursa mencabut penghentian sementara perdagangan saham (suspensi) pada perdagangan saham Rabu (5/3/2014).
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan pada awal pekan ini mengenai kebakaran pabrik PT Mayora Indah Tbk, bursa memutuskan untuk melakukan pencabutan penghentian sementara perdagangan efek PT Mayora Indah Tbk di seluruh pasar sejak sesi I perdagangan efek pada Rabu pekan ini.Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek PT Mayora Indah Tbk pada perdagangan saham Senin, 3 Maret 2014. Suspensi ini dilakukan mengingat kebakaran pabrik yang memproduksi choki-choki terbakar pada akhir Februari 2014.
Menurut Sekretaris Perusahaan PT Mayora Indah Tbk, Yuni Gunawan mengatakan, kebakaran pabrik choki-choki itu tidak terlaku berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan.
Hal itu mengingat perseroan memiliki sejumlah pabrik untuk memproduksi biskuit, permen, kembang gula, kopi, dan makanan sehat tidak terganggu lainnya.
Kebakaran tersebut menyebabkan sejumlah bangunan terdiri dari ruang rapat, tempat penyimpanan bahan baku, dan ruang tempat penyimpanan bahan pembungkus untuk pembuatan pasta coklat dengan merek dagang choki-choki.
"Kebakaran itu tidak menyebabkan dampak yang signifikan terhadap keuangan perseroan secara konsolidasi karena tempat penyimpanan barang jadi dan gedung melakukan aktivitas produksi tidak terbakar, hanya mengalami sedikit kerusakan," kata Yuni.
Yuni menambahkan, hingga kini pihaknya belum mengetahui sebab kebakaran tersebut.  Manajemen PT Mayora Indah Tbk masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium foreksik Polri.

Minta Dipekerjakan, Warga Nyaris Rubuhkan Gerbang PT Mayora

(Naomi Trisna/Liputan6.com)Liputan6.com, Tangerang - Kesal dengan kebijakan kantor, ratusan warga Sumur Bandung memblokir pintu masuk PT Mayora Indah di Desa Sumur Bandung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Senin (5/5/2014). Dengan membawa bambu, mereka berbondong-bondong menjegat pintu masuk perusahaan tersebut. 

Para warga berusaha merebohkan pintu pagar depan. Sejumlah warga dan Polisi yang berjaga-jaga pun nyaris bentrok.

"Kami semua warga dari Desa Sumur Bandung menuntut untuk bisa dipekerjakan dan diperdayakan. Jangan orang luar dari Sumur Bandung saja," ujar salah seorang warga, Sutrisno, di sela aksinya.

Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut adanya transparansi rekrutmen tenaga kerja. Warga menuntut agar perusahaan lebih memprioritaskan warga sekitar.

Sementara itu, Sutrisno juga menduga ada permainan dalam rekrutmen tenaga kerja di PT Mayora Indah. Sebab selama ini tidak ada transparansinya dan yang berdatangan pun selalu warga dari luar, bukan warga sekitar.

"Pokoknya, kami tetap bertahan di sini sampai ada perwakilan perusahaan yang hadir," tegas Sutrisno.

Pabrik Kebakaran, Otoritas Bursa Suspensi Saham Mayora

Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek (suspensi)  PT Mayora Indah Tbk (MYOR) pada perdagangan saham Senin (3/3/2014).

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Grup I I BEI I Gede Nyoman Yetna dan Kepala Divisi Perdagangan Saham BEI Andre Toelle dalam keterbukaan informasi BEI, Senin pekan ini.Suspensi efek PT Mayora Indah Tbk ini dilakukan mengingat kabar kebakaran pabrik perseroan, dan hingga kini belum adanya informasi dari Perseroan mengenai dampak atas kebakaran tersebut terhadap kegiatan operasional Perseroan.

Oleh karena itu, bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT Mayora Indah Tbk di seluruh pasar terhitung sejak perdagangan efek pada hari ini hingga pengumuman lebih lanjut.

"Bursa telah meminta penjelasan lebih lanjut kepada perseroan terkait dengan informasi tersebut," ujar Nyoman.

Bursa pun meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.Sebelumnya dikabarkan sebuah pabrik milik PT Mayora di jalan Daan Mogot, Batu Ceper, Kebon Besar, Kota Tangerang mengalami kebakaran pada Jumat, 28 Februari 2014. Saham PT Mayora Indah Tbk pun turun 200 poin atau 0,66% ke level Rp 30.100 per saham.

Grup Mayora didirikan pada 1977 yang bermula dari industri rumahan yang memproduksi biskuit. Kini perusahaan Mayora menjadi salah perusahaan consumer goods terbesar di Indonesia.

PT Mayora Indah Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1990.  Berdasarkan data BEI, pemegang saham perseroan antara lain Unita Branindo sebesar 32,93%, Kopkar PT Mayora Indah Group sebesar 0,11%, Kop TNI AD sebesar 0,035, dan masyarakat dengan kepemilikan masing-masing kurang dari 5% sebesar 66,93%. (Ahm)

Untung Kurs, Laba Emiten `Consumer Goods` Melonjak

(Foto: Liputan6.com)Liputan6.com, Jakarta Sejumlah perusahaan consumer goods mencatatkan kinerja cukup baik sepanjang 2013. Akan tetapi kenaikan beban perusahaan sedikit menekan kinerja keuangan perusahaan consumer goods.
PT Mayora Indah Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 1,05 triliun. Pencapaian laba perseroan tumbuh 42,17% dari realisasi laba bersih 2012 sebesar Rp 744,42 miliar.Laba perseroan ini naik didukung kenaikan pendapatan sebesar 14,33% menjadi Rp 12,01 triliun pada 2013. Beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp 9,09 triliun pada 2013. Sehingga laba kotor naik menjadi Rp 2,92 triliun sepanjang tahun lalu.
Mengutip keterangan yang diterbitkan, Jumat (28/3/2014), perseroan mencatatkan untung kurs sebesar Rp 308,44 miliar pada 2013. Angka ini melonjak dibandingkan untung kurs 2012 sebesar Rp 31,71 miliar. Perseroan juga memperoleh penghasilan bunga sebesar Rp 25,15 miliar pada 2013.
Namun pada pos beban usaha, perseroan mengalami kenaikan beban penjualan sebesar 37,34% menjadi Rp 1,27 triliun pada 2013. Beban umum naik menjadi Rp 341 miliar sepanjang 2013. Laba usaha naik dari Rp 1,15 triliun pada 2012 menjadi Rp 1,3 triliun pada 2013.
Dengan melihat kinerja itu, perseroan mencatatkan kenaikan laba per saham menjadi 1.165 pada 2013 dari tahun 2012 sebesar 816.
Total liabilitas naik menjadi Rp 5,77 triliun pada 2013 dari periode 2012 sebesar Rp 5,23 triliun. Ekuitas  naik menjadi Rp 3,93 triliun pada 31 Desember 2013. Perseroan mengantongi kas sekitar Rp 1,86 triliun pada 2013.
Kinerja PT Nippon Indosari Tbk
Produsen Sari Roti mencatatkan laba komprehensif tahun berjalan naik tipis 5,94% menjadi Rp 158,01 miliar sepanjang 2013. Kenaikan laba ini diikuti penjualan bersih sebesar 26,42% menjadi Rp 1,5 triliun pada 2013.
Kinerja  ini ditopang adanya kenaikan pendapatan operasi lainnya menjadi Rp 24,55 miliar pada 2013. Pendapatan keuangan juga naik dari Rp 389,66 juta menjadi Rp2,81 triliun pada 2013.
Perseroan mengalami kenaikan beban pokok penjualan mencapai Rp 806,91 miliar pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 634,41 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp 698,6 miliar pada 2013. Perseroan mengalami kenaikan beban usaha menjadi Rp 488,67 miliar sepanjang 2013.
Dengan melihat kinerja itu laba per saham naik menjadi 31,22 pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar 29,47. 
Total liabilitas naik menjadi Rp 1,03 triliun pada 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 538,33 miliar.
Ekuitas naik menjadi Rp 787,33 miliar pada 31 Desember 2013. Kas perseroan cukup gemuk yang mencapai Rp 101,14 miliar.
Pada perdagangan saham Kamis (28/3/2014), saham MYOR naik 1,33% ke level Rp 30.400 per saham dengan nilai transaksi Rp 987,8 juta.
Saham ROTI menguat tipis 0,91% ke level Rp 1.110 per saham dengan nilai transaksi Rp 2,2 miliar.

 

Laba Bersih Mayora Merosot 59%

(Foto: BPKAD)Liputan6.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR), salah satu perusahaan consumer mencatatkan kinerja kurang gemilang pada 2014. Laba bersih turun 59,56 persen menjadi Rp 409,82 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,01 triliun.
Meski laba bersih turun, penjualan bersih naik 17,9 persen menjadi Rp 14,16 triliun. Beban pokok penjualan naik 27,98 persen menjadi Rp 11,63 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (5/4/2015).erseroan mencatatkan laba bruto merosot 13,22 persen dari Rp 2,92 triliun pada 2013 menjadi Rp 2,53 triliun pada 2014. Kinerja laba bersih merosot ini dipicu dari kerugian selisih kurs mencapai Rp 18,52 miliar pada 2014 dari periode sama sebelumnya untung Rp 308,44 miliar.
Selain itu, perseroan mencatatkan kenaikan di sejumlah pos beban. Beban penjualan naik 0,6 persen dari Rp 1,27 triliun pada 2013 menjadi Rp 1,28 triliun pada 2014. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 359,97 miliar.
Hal itu membuat laba usaha perseroan tergelincir 31,61 persen dari Rp 1,3 triliun pada 2013 menjadi Rp 891,29 miliar pada 2014. Beban bunga naik 39,55 persen menjadi Rp 358,43 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 256,84 miliar.
Dengan melihat kinerja itu, laba per saham turun menjadi 451 pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 1.115. 
Total liabilitas naik 6,43 persen menjadi Rp 6,19 triliun pada 31 Desember 2014 dari periode 31 Desember 2013 sebesar Rp 5,81 triliun. Ekuitas tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 4,1 triliun pada 31 Desember 2014. Perseroan mengantongi kas sebesar Rp 712,92 miliar.
Pada perdagangan saham Kamis, 2 April 2015, saham PT Mayora Indah Tbk turun 0,34 persen menjadi Rp 28.900 per saham. Harga saham PT Mayora Indah Tbk ditransaksikan di kisaran Rp 28.800-Rp 29.000 per saham. (Ahm/)

pabrik kebakaran choki choki terganggu

Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menyatakan, salah satu pabrik yang terbakar di jalan Daan Mogot, Batu Ceper, Kebon Besar, Tangerang pada Jumat, 28 Februari 2014 tidak terlalu berdampak signifikan terhadap operasional perseroan.
Sekretaris Perusahaan PT Mayora Indah Tbk, Yuni Gunawan mengatakan, salah satu pabrik yang terbakar merupakan pabrik pembuatan choki-choki. Bagian pabrik yang terbakar antara lain bangunan kantor termasuk ruang rapat, tempat penyimpanan bahan baku dan tempat penyimpanan bahan pembungkus. Sedangkan gudang distribusi tidak terbakar. Menurut Yuni,kebakaran yang terjadi di  salah satu pabrik perseroan tidak menganggu operasional keseluruhan pabrik Mayora."Sedikit pasti ada dampaknya. Mayora memiliki banyak pabrik di berbagai lokasi. Jadi pabrik pembuatan kopi di Cikupa, biskuit di Tangerang dan Cibitung, demikian juga pabrik permen di Cibitung, kalau pabrik Choki-choki merupakan salah satu lokasi yang terkena kebakaran," ujar Yuni, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (3/3/2014).
Yuni mengatakan, kebakaran tersebut tidak menganggu distribusi produk choki-choki. Hal itu dikarenakan gudang distribusi tidak terbakar. Selain itu, pihaknya memanfaatkan persediaan yang ada di gudang barang jadi.  "Kalau produksi Choki-choki akan terganggu tetapi distribusinya tidak terganggu," kata Yuni.
Hingga kini, Yuni menuturkan, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kebakaran tersebut. Kejadian kebakaran pabrik pada Jumat 28 Februari 2014 juga membuat kaget manajemen PT Mayora Indah Tbk.
"Kami juga belum mengetahui besaran kerugian karena kebakaran itu, kami juga kaget, tetapi pabrik itu sudah diasuransikan, baru tadi pihak asuransi meninjau," kata Yuni.
Yuni menuturkan, pihaknya pun akan segera memberikan penjelasan ke otoritas bursa mengenai kejadian kebakaran tersebut. Hal itu mengingat manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek PT Mayora Indah Tbk pada Senin (3/3/2014). Suspensi efek ini dilakukan karena kejadian kebakaran pabrik Mayora. "Kami akan segera kirim penjelasan," ujar Yuni. (Ahm)

Mayora Kantongi Laba Rp 606 Miliar

Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11).  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
 PT Mayora Indah Tbk (MYOR) telah merilis laporan keuangan semester I 2016. Sepanjang semester I 2016, perseroan membukukan penurunan laba bersih tipis sebesar 0,28 persen menjadi Rp 606,85 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 608,59 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan yang diterbitkan, Jumat (29/7/2016), perseroan mencatatkan pendapatan naik 23 persen menjadi Rp 9,27 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,53 triliun.

Beban pokok penjualan naik 25,09 persen menjadi Rp 6,74 triliun hingga semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,39 triliun. Hal itu membuat laba kotor naik menjadi Rp 2,52 triliun.

Perseroan alami kenaikan beban penjualan menjadi Rp 1,16 triliun pada semester I 2016. Diikuti beban usaha naik menjadi Rp 243,54 miliar. Laba usaha pun naik 19,86 persen menjadi Rp 1,11 triliun. Melihat kinerja itu, perseroan mencatatkan laba per saham turun menjadi 661 pada semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya 664.Total liabilitas naik 5,97 persen menjadi Rp 6,51 triliun pada 30 Juni 2016 dari periode 31 Desember 2015 sekitar Rp 6,14 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 5,80 triliun dan kas mencapai Rp 1,44 triliun.

Selain itu, PT Mayora Indah Tbk juga memutuskan untuk melaksanakan pemecahan saham (stock split). Sebelum stock split jumlah saham tercatat di bursa sekitar 894,34 juta dengan nilai nominal saham Rp 500.

Setelah stock split, jumlah saham tercatat di bursa sebesar 22,35 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20. Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan kalau dampakstock split akan bagus untuk perseroan. "Harga sahamnya akan lebih murah," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Adapun jadwal stock split antara lain akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama Rp 500 per saham di pasar reguler dan negosiasi pada 3 Agustus 2016. Sedangkan awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp 20 per saham di pasar reguler dan negosiasi.

Penyelesaian transaksi saham dengan nilai nominal lama Rp 500 per saham dan penentuan pemegang rekening efek yang berhak atas hasil stock split pada 8 Agustus 2016.
Untuk distribusi saham dengan nilai nominal saham Rp 20 pada 9 Agustus 2016. Pada saat yang sama awal perdagangan saham di pasar tunai dengan nilai nominal baru Rp 20 per saham.

Pada perdagangan saham Jumat 29 Juli 2016, saham PT Mayora Indah Tbk turun 0,38 persen ke level Rp 39.600 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 47 kali dengan nilai transaksi Rp 4,7 miliar. (Ahm/Ndw)